Sistem yang Dilarang Dalam Bisnis MLM (Network Marketing) – Kami akan menjelaskan larangan dalam Bisnis MLM/Network Marketing yang bertentangan dengan prinsip Syariah.
Salah satu aspek yang perlu ditegaskan adalah beberapa tindakan dalam bisnis ini dapat merugikan orang lain dan juga melanggar norma etika dalam berinteraksi dengan mitra bisnis yang berbeda lawan jenis.
Money Game
Money Game, istilah yang semakin sering terdengar di dunia bisnis, sebenarnya sangat berbeda dengan bisnis MLM (Multi-Level Marketing) atau Network Marketing yang sah.
1. Money Game vs. MLM
Money Games, walaupun terkadang terlihat seperti MLM, sebenarnya adalah entitas yang sama sekali berbeda.
Bisnis Money Game sebenarnya bukanlah bisnis MLM atau Network Marketing yang sah.
Faktanya, Money Game merupakan salah satu model bisnis yang merusak nama baik industri MLM.
Hal ini penting untuk dipahami agar kita terhindar dari jebakan Money Game.
2. Apa Itu Money Game?
Secara sederhana, Money Game adalah permainan uang.
Ciri khasnya adalah tidak adanya barang atau produk yang nyata.
Money Games sering digunakan dalam model bisnis investasi bodong yang dapat merugikan banyak orang.
Kalaupun ada produk yang dijual di Money Game, biasanya hanya berfungsi sebagai penyamaran saja.
3. Produk Sebagai Kamuflase
Jika Money Game menggunakan produk, seringkali produk tersebut dibanderol dengan harga yang sangat tinggi dan tidak sesuai dengan nilai sebenarnya.
Orang-orang yang mengikuti Money Game seringkali tidak membeli produk karena membutuhkannya, namun karena tergiur dengan potensi keuntungan yang dijanjikan oleh pola bisnis Money Game.
4. Fokus pada Rekrutmen
Pola bisnis Money Game jelas merugikan dan tidak adil, apalagi bagi masyarakat yang bergabung nantinya.
Sebab dalam Money Game, fokus utamanya adalah merekrut orang lain, bukan menjual produk atau jasa sebenarnya.
Orang yang bergabung sebagai anggota terakhir biasanya akan kehilangan uangnya dan tidak ada peluang untuk mendapatkan kembali investasinya.
5. Kehancuran yang Tak Terhindarkan
Model bisnis Money Game umumnya tidak bertahan lama.
Mereka pada akhirnya akan runtuh karena tidak memiliki fondasi yang kuat.
Manajemen perusahaan biasanya terlalu fokus pada rekrutmen, yang merupakan inti dari Money Game, dan hal ini dapat mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada anggota yang telah bekerja lebih lama.
Member Get Member (MGM)
Pola bisnis Member Get Member (MGM) sering menjadi bahan perdebatan di dunia bisnis, dan sering dianggap mirip dengan Money Game.
Namun, apakah keduanya benar-benar sama?
1. MGM vs. Money Game
Ada pendapat yang mengatakan bahwa MGM dan Money Game memiliki pola bisnis yang serupa.
Ini merupakan anggapan yang tidak sepenuhnya benar.
Meski terdapat beberapa persamaan, namun kedua model ini mempunyai perbedaan yang cukup signifikan.
2. Fokus pada Rekrutmen
Dalam pola bisnis MGM, bonus dan komisi sangat bergantung pada perekrutan anggota baru.
Hal ini mirip dengan Money Game, dimana anggota baru bergabung dengan biaya tinggi dan harga produk yang tidak masuk akal.
Namun perbedaannya terletak pada legalitas dan keberlangsungan usahanya.
3. Ciri khas MGM
MGM memiliki ciri yang sama dengan Money Game, terutama dalam hal fokusnya pada rekrutmen sebagai sumber pendapatan utama.
Ini bisa menjadi peringatan bahwa pola bisnis seperti ini perlu dievaluasi lebih lanjut sebelum Anda memutuskan untuk bergabung.
4. Perbedaan MGM dan Money Game
Perbedaan utama antara MGM dan Money Game adalah legalitas dan sumber pendapatan sebenarnya.
Money Game adalah praktik ilegal dan merusak, sedangkan MGM adalah model bisnis yang sah.
Di MGM, sumber pendapatan harus berasal dari penjualan produk atau layanan aktual, bukan hanya dari perekrutan.
Binary atau Trinary
Bisnis dengan pola binary atau trinary merupakan topik yang sering menimbulkan kontroversi, karena sering dikaitkan dengan praktik seperti Money Game, MGM, dan skema piramida bonus.
1. Konsep Binary dan Trinary
Konsep binary melibatkan dua jalur atau “kaki”, sedangkan trinary melibatkan tiga jalur.
Keduanya menekankan pentingnya mencapai keseimbangan antara jalur-jalur tersebut.
Bonus dan komisi pada pola bisnis ini biasanya akan diberikan ketika ada keseimbangan antar jalur tersebut.
Konsep ini sendiri pada dasarnya adalah strategi pemasaran yang sah.
2. Memiliki Banyak Nomor ID
Salah satu ciri bisnis yang berkonsep binary atau trinary adalah kemungkinan seorang anggota mempunyai beberapa nomor ID atau identitas anggota.
Hal ini dilakukan untuk menciptakan keseimbangan dalam jaringan bisnis mereka.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan beberapa nomor ID secara berlebihan dapat menimbulkan praktik yang meragukan.
3. Peringatan Money Game
Meskipun konsep binary atau trinary pada dasarnya adalah strategi pemasaran yang sah, penggunaan yang berlebihan atau penerapan yang salah dapat mengarahkan bisnis ke arah yang mirip dengan Money Game.
Praktik seperti “menembak” poin dengan membeli hak usaha atau ID baru atas nama sendiri hanya untuk mendapatkan keseimbangan bonus dapat menjadi tanda peringatan bahwa bisnis sedang mengarah ke arah yang meragukan.
Sistem Piramida Bonus (skema ponzi)
Skema Ponzi yang pertama kali dipopulerkan oleh Charles Ponzi pada tahun 1920 di Amerika Serikat merupakan salah satu modus investasi bodong yang patut diwaspadai.
1. Cara Kerja Skema Ponzi
Skema ponzi bekerja dengan menjanjikan investor keuntungan dari uang yang mereka investasikan atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya.
Artinya, keuntungan yang diberikan kepada investor bukan berasal dari penjualan atau hasil usaha sebenarnya, melainkan dari aliran dana terus menerus yang masuk dari investor baru.
2. Janji Keuntungan Tinggi
Salah satu ciri khas Skema Ponzi adalah janji keuntungan yang sangat tinggi, yang seringkali tidak masuk akal.
Ini adalah salah satu cara untuk menarik investor baru untuk bergabung, karena mereka tertarik dengan potensi keuntungan besar yang dijanjikan.
3. Jangka Pendek vs. Kehancuran
Dalam jangka pendek, Skema Ponzi mungkin tampak menguntungkan dan secara konsisten memberikan keuntungan bagi investor.
Namun pada akhirnya model bisnis ini akan mencapai titik jenuh dan kolaps.
Hal ini karena skema ini terus memerlukan arus kas yang lebih besar untuk membiayai pembayaran keuntungan kepada investor yang ada, sementara tidak ada sumber pendapatan riil.
4. Hubungan dengan Money Game dan MGM
Skema Ponzi merupakan konsep bisnis yang juga terkait dengan Money Game dan MGM.
Ketiga model bisnis tersebut memiliki kesamaan yaitu penggunaan dana investor baru untuk membayar investor lama, dengan harapan skema tersebut dapat terus berlanjut.
Namun, semua model ini tidak berdasar dan pasti akan merugikan banyak orang yang terlibat.
Bonus berbasis Recruitment
Bonus berbasis rekrutmen atau yang disebut juga dengan biaya rekrutmen telah menjadi perdebatan dalam dunia bisnis network marketing, khususnya dalam konteks bisnis syariah.
1. Bisnis Network Marketing dalam Konsep Syariah
Dalam bisnis pemasaran jaringan yang mengikuti prinsip syariah, terdapat peraturan yang mewajibkan para pelaku bisnis untuk menghindari atau bahkan melarang bonus rekrutmen atau biaya rekrutmen.
Alasan utama dibalik hal ini adalah untuk menjaga bisnis tetap sejalan dengan prinsip syariah yang menekankan pada transaksi jual beli yang murni dan adil.
2. Risiko Bonus Rekrutmen dalam Money Game dan MGM
Meskipun bonus rekrutmen biasanya memiliki nilai yang relatif kecil, namun dapat menjadi masalah besar dalam bisnis pemasaran jaringan jika menjadi fokus utama atau sumber pendapatan utama (bonus utama) bagi anggota.
Ini adalah ciri khas bisnis money game dan MGM, yang bergantung pada perekrutan anggota baru untuk membayar anggota lama.
Model bisnis seperti ini cenderung tidak berkelanjutan dan merugikan banyak orang.
3. Kaitan dengan Skema Ponzi
Bonus berbasis rekrutmen juga memiliki kemiripan dengan skema Ponzi, dimana keuntungan yang diberikan kepada investor lama berasal dari uang yang diinvestasikan oleh investor baru.
Skema Ponzi juga tidak berkelanjutan dan berpotensi merugikan banyak pihak yang terlibat.
4. Prinsip Bisnis Syariah
Dalam bisnis network marketing yang sesuai dengan prinsip syariah, bonus atau komisi harus berasal dari transaksi jual beli yang murni dan adil.
Hal ini lebih sejalan dengan nilai-nilai syariah untuk menghindari praktik-praktik yang meragukan dan tidak jujur.
Promo atau Hadiah dari Poin Distributor
Promo atau hadiah yang diberikan kepada distributor seringkali menjadi unsur penting dalam bisnis.
1. Poin Distributor sebagai Hak
Di banyak bisnis, distributor sering kali diberikan poin sebagai insentif atau hadiah atas penjualan yang mereka lakukan.
Poin tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan promo atau hadiah tertentu.
Namun perlu diingat bahwa poin ini merupakan hak distributor sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya.
2. Promo dan Reward dari Keuntungan Perusahaan
Sumber dana promo atau hadiah yang diberikan harus berasal dari keuntungan perusahaan.
Artinya, perusahaan harus mempunyai anggaran khusus untuk promo atau hadiah yang akan diberikan kepada agen dan distributor sebagai bentuk apresiasinya.
Mengambil dana dari poin produk dapat menimbulkan masalah etika.
3. Etika Bisnis dan Prinsip Maysir
Maysir adalah salah satu prinsip dalam Islam yang menunjukkan larangan terhadap perjudian atau praktik berisiko dan meragukan lainnya.
Mengambil dana dari poin produk yang merupakan hak distributor untuk membiayai promo atau hadiah dapat dianggap sebagai praktik jahat.
Pasalnya, tidak semua orang bisa mendapatkan promo atau hadiah tersebut, dan hal ini bisa menjadi risiko yang tidak adil.
4. Kewajiban Bisnis yang Adil
Penting bagi perusahaan untuk menjalankan bisnis secara adil dan beretika.
Termasuk mengelola dana promo dan hadiah dengan baik, yang harus berasal dari keuntungan perusahaan.
Hal ini memastikan setiap agen mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan promo atau hadiah yang sepadan dengan kontribusinya.
Melebih-lebihkan Promo
Promo adalah salah satu aspek terpenting dalam dunia bisnis, namun melebih-lebihkannya tanpa fakta atau meremehkan produk dan bisnis perusahaan lain adalah praktik yang tidak etis.
1. Prinsip Akhlaq dalam Islam
Dalam Islam, memiliki akhlak yang baik merupakan hal yang sangat ditekankan.
Akhlaq meliputi etika, moral dan perilaku yang benar.
Melebih-lebihkan promo atau meremehkan produk dan bisnis lain dengan tujuan menarik minat masyarakat untuk bergabung atau membeli produk merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip akhlak dalam Islam.
2. Tidak Boleh Berbohong
Salah satu nilai terpenting dalam Islam adalah kejujuran.
Anda tidak boleh berbohong baik untuk menutupi cacat suatu produk atau membesar-besarkan sesuatu yang tidak sesuai fakta.
Jujur dalam berbisnis adalah sebuah kewajiban yang harus dijunjung tinggi.
3. Tidak Memburuk-burukkan Orang Lain
Selain tidak boleh berbohong, Islam juga mengajarkan untuk tidak merugikan atau merendahkan orang lain.
Hal ini juga berlaku dalam bisnis.
Anda tidak boleh menjelek-jelekkan produk atau bisnis perusahaan lain dengan tujuan menjatuhkannya.
4. Perbandingan (komparasi) yang Jujur
Dalam Islam, melakukan perbandingan antar produk atau usaha diperbolehkan.
Namun perbandingan tersebut harus berdasarkan fakta dan data yang jelas, bukan atas dasar berlebihan atau merendahkan.
Memberikan informasi yang akurat kepada konsumen adalah tanggung jawab dalam menjalankan bisnis.
Ikhtilat dan Budaya Kerja/Training Tanpa Menjaga Adab Pergaulan Bukan Mahram
Bisnis, termasuk dalam dunia MLM/Network Marketing, seringkali melibatkan banyak interaksi antar individu, terutama antar lawan jenis.
1. Interaksi dalam Bisnis
Dalam dunia bisnis, interaksi antar individu tidak dapat dihindari.
Khususnya dalam konteks MLM/Network Marketing, komunikasi dan training merupakan bagian penting dalam pembinaan anggota.
Namun perlu diperhatikan bahwa dalam Islam, ikhtilat atau percampuran antara lawan jenis merupakan praktik yang harus dihindari.
2. Menjaga Etika dalam Pelatihan
Training atau pelatihan merupakan salah satu komponen penting dalam mengembangkan bisnis MLM/Network Marketing.
Namun selama pelatihan, sangat penting untuk menjaga adab yang baik antara lawan jenis yang bukan mahram.
Termasuk menjaga batasan yang ditetapkan prinsip syariah.
3. Bisnis Syariah dan Etika
Dalam Bisnis Syariah seperti Bisnis MLM/Network Marketing Syariah, menjaga adab dan akhlak antar lawan jenis yang bukan mahram merupakan hal yang sangat ditekankan.
Semua pemangku kepentingan, termasuk leader dan anggota bisnis harus memahami dan mematuhi aturan ini.
Hal ini tidak hanya untuk menjaga keberkahan dalam berbisnis, namun juga untuk menghindari kemungkinan azab Allah SWT di dunia dan akhirat.
Order Produk Non Agen Disini I Order Produk Agen Disini I Tentang & Disclaimer